Dampak Langsung Serangan Cyber pada Industri Energi dan Infrastruktur
Serangan cyber telah menjadi ancaman nyata bagi industri energi dan infrastruktur di Indonesia. "Sudah menjadi kenyataan bahwa serangan cyber bisa menghancurkan sistem kerja infrastruktur dan energi," ujar Andi Wijayanto, pakar sistem informasi dari Universitas Gadjah Mada. Bagai gempa bumi digital, serangan ini bisa merusak sistem, merampas data, bahkan mematikan layanan energi dalam sekejap.
Efek paling langsung adalah kerugian finansial. Bayangkan, jika PLTU atau Kilang Minyak harus berhenti operasi karena serangan cyber. Kerugian yang ditimbulkan tak cuma dari sisi produksi, tapi juga reputasi dan kepercayaan pelanggan. Selain itu, serangan cyber juga bisa mengancam keamanan nasional. Penyusup bisa merusak sistem pengendalian industri atau infrastruktur kritis, seperti sistem pembangkit listrik atau pengolahan air bersih.
Bukan cuma soal bisnis, masalah ini juga berdampak pada masyarakat. Gagalnya sistem pengendalian dapat berakibat fatal, misalnya pelanggan tak bisa mengakses listrik atau air bersih. Makanya, serangan cyber menjadi ancaman serius yang perlu ditanggulangi dengan serius.
Menyusulnya, Strategi Mitigasi untuk Menghadapi Serangan Cyber dalam Industri Energi dan Infrastruktur
Jadi, apa yang bisa kita lakukan? "Mitos bahwa serangan cyber hanya bisa ditangani oleh IT harus dihapus," ungkap Riky Munawar, ahli cyber security dari BSSN. Menurut dia, mitigasi serangan cyber harus melibatkan semua pihak, mulai dari manajemen hingga karyawan biasa.
Pertama, perlu ada pendidikan dan pelatihan tentang cyber security bagi semua orang di perusahaan. Mereka harus tahu bagaimana mendeteksi dan melaporkan ancaman, serta bagaimana bertindak saat serangan terjadi. Kedua, perusahaan perlu membangun infrastruktur IT yang kuat dan aman, serta melakukan audit keamanan secara berkala. Ketiga, perlu ada kerjasama dengan pihak berwenang dan perusahaan IT lainnya untuk berbagi informasi tentang ancaman dan solusi keamanan.
Tak kalah penting, perusahaan harus memiliki rencana tindak lanjut jika serangan terjadi. Rencana ini harus termasuk langkah-langkah pemulihan dan komunikasi krisis. Soalnya, saat serangan terjadi, waktu adalah esensi. Cepat bertindak bisa meminimalisir kerugian dan memulihkan layanan secepat mungkin.
Jadi, selain bersiap dengan perisai digital, kita juga perlu memiliki strategi yang matang untuk menjaga integritas industri energi dan infrastruktur kita. Karena, seperti kata pepatah, "lebih baik mencegah daripada mengobati".