INFORMASI SEPUTAR ANCAMAN CYBER DI DUNIA INFORMASI SEPUTAR ANCAMAN CYBER DI DUNIA Risiko Cyber pada Sistem Logistik dan Rantai Pasokan Global di Indonesia

Risiko Cyber pada Sistem Logistik dan Rantai Pasokan Global di Indonesia

Mengenal Lebih Dekat Risiko Cyber pada Sistem Logistik dan Rantai Pasokan Global

Perkembangan teknologi telah mengubah cara kerja sektor logistik dan rantai pasokan global, termasuk di Indonesia. Namun, perubahan ini juga membawa risiko cyber yang mempengaruhi operasional sektor tersebut. Menurut Andi Wibowo, pakar cybersecurity lokal, "Sistem logistik dan rantai pasokan mengandalkan teknologi informasi dalam operasionalnya. Maka, rentan terhadap serangan cyber."

Risiko cyber ini bisa berdampak luas. Misalnya, jika sistem informasi perusahaan logistik diretas, data pelanggan bisa bocor. Selain itu, operasional perusahaan bisa terganggu, mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan dan pihak lain yang terlibat dalam rantai pasokan. Bahkan bisa berdampak pada perekonomian nasional jika perusahaan yang terkena serangan adalah perusahaan logistik besar.

Risiko cyber juga tak hanya mengancam perusahaan besar. Menurut studi terbaru dari lembaga riset pasar Frost & Sullivan, perusahaan kecil dan menengah (UKM) dalam industri logistik juga rentan terhadap serangan cyber. "UKM seringkali kurang memiliki sistem keamanan yang kuat, sehingga menjadi sasaran empuk bagi pelaku serangan cyber," kata analis senior mereka, Rizal Ramli.

Bagaimana Mengatasi dan Mencegah Risiko Cyber dalam Industri Logistik di Indonesia

Mengatasi dan mencegah risiko cyber memerlukan pendekatan yang proaktif. Pertama, perusahaan harus melakukan penilaian risiko secara berkala. "Penilaian risiko ini penting untuk mengetahui sejauh mana sistem dan data perusahaan rentan terhadap serangan cyber," jelas Andi.

Selanjutnya, perusahaan perlu menerapkan sistem keamanan yang kuat, termasuk firewall dan antivirus terbaru. Perusahaan juga harus rutin melakukan update dan patching sistem untuk menutup celah keamanan yang mungkin ada. Ini penting, kata Rizal, "karena teknologi dan taktik serangan cyber terus berkembang."

Selain itu, perusahaan harus membuat kebijakan keamanan informasi yang jelas dan mendidik karyawan tentang pentingnya keamanan informasi. Dengan demikian, semua orang dalam perusahaan menjadi bagian dari solusi pencegahan risiko cyber.

Terakhir, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan pihak ketiga yang berpengalaman dalam bidang keamanan informasi. Dengan begitu, mereka dapat lebih fokus pada operasional perusahaan tanpa harus khawatir tentang risiko cyber.

Jadi, meski risiko cyber dalam industri logistik dan rantai pasokan global di Indonesia cukup nyata, ada cara untuk menghadapinya. Dengan pengetahuan yang tepat dan pendekatan proaktif, perusahaan dapat melindungi diri mereka, pelanggan mereka, dan perekonomian nasional dari risiko ini. Dengan kata lain, kita semua punya peran dalam melawan risiko cyber ini. Jadi, yuk kita hadapi bersama!

Related Post